dear veren di umur 17 tahun, 20, dan berapapun itu yang pernah menuliskan surat untukku di masa depan
halo! aku veren, umur 22 tahun. hehe
kalau aku bertemu kalian semua secara bersamaan, pasti kalian akan sangat bawel menerorku bertanya aku sedang apa sekarang, bagaimana kehidupan, apa pekerjaanku, sudah lulus atau belum, dll.
hahaha, aku bisa maklum, masa remajaku memang sangat semangat dan penuh cita-cita.
kalau ditanya, ya aku tidak tahu. hahaha, pasti kaget. loh kok tidak tahu? padahal kan waktu kecil kamu punya segudang cita-cita.
ternyata menjadi dewasa tidak semudah di pikiranmu waktu kecil.
sekolah, kuliah, kerja, sukses, menikah, dll.
hehe, tidak semulus itu.
aku bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri hidup, karena aku merasa tidak punya masa depan sama sekali. rasanya seperti jika aku sukses sekalipun ya tidak penting, tidak ada pengaruhnya, mau jadi orang kaya no 1 di dunia atau bahkan penemu obat kanker sekalipun tetap merasa tidak berguna. aneh ya? ya aneh.
seorang veren yang hyper-achiever ini merasa tidak berguna sama sekali di masa-masa skripsi. entahlah, mungkin karena terlalu banyak waktu kosong jadi aku overthinking & merasa tidak ada "value" yang bisa menilai diriku. kalau dulu kan ada ipk, nilai, uts, uas, jadi aku merasa ada hal yang bisa menilai harga diriku. walaupun dulu aku sangat mengutuk perkuliahan karena aku merasa harga diriku dinilai dari ipk, malah sekarang tidak ada tempat penilaian aku bingung, merasa worthless. hahaha, aku juga bingung sama diri sendiri.
lalu bagaimana kamu melewatinya? jujur tidak ingat. aku cuma bisa nangis berhari-hari, kadang merasa membaik tapi kembali merasa worthless lagi. tapi ya aku mencoba untuk bertahan walaupun rasanya aku sangat tidak berguna.
oh, aku baru ingat. aku menonton film hello, me!
well itu drakor sih sebenernya tapi ya sama ajalah haha. intinya tentang seorang perempuuan bernama hani yang waktu sma jadi idaman satu sekolah karena sangat cantik & punya aura yang bersinar, tapi waktu besar (37 tahun) "hanya" jadi spg makanan, bahkan didepak dari kantornya. ia mencoba bunuh diri, tapi takdir berkata lain. ia malah bertemu dirinya sendiri versi sma. singkatnya, hani kesal karena dirinya yang masih 17 tahun karena naif sekali, annoying, ngeselin, dll. tapi di balik itu, hani yang 17 tahun menyimpan semangat besar untuk hidup dan jadi menginspirasi hani 37 tahun. well, walaupun kejadian itu tidak akan terjadi dalam dunia nyata, tapi filmnya sangat menyentuhku dan aku bisa relate! diriku yang berusia 17 tahun sangatlah bersemangat, positif, naif, bisa segalanya, dll.
lalu aku baru 22 tahun sudah ingin bunuh diri. hahaha. jujur aku lupa kata-kata mutiara yang ada di film itu, tapi so far filmnya sangat memberiku semangat untuk menata hidupku kembali pelan-pelan. film ini mengajarkan bahwa sebenarnya kalau tidak berdampak sebesar itu ke dunia juga tidak apa-apa kok. bagaimanapun juga, pasti aku sudah memberikan dampak positif ke orang sekitarku. dan aku juga pasti sudah semakin kuat! aku juga belajar dari yu hyeon yang diremehkan papanya, dianggap tidak bisa apa-apa. padahal aku mencoba, aku bisa kok tidak seanak kecil itu. well, buktinya dulu dia memaksa aku kuliah di cina tapi ternyata malah covid. aku memaksakan diri kuliah di lspr turns out berguna bukan? walaupun awalnya menangis-nangis, tapi aku tanggung jawab dengan pilihanku sendiri kok. aku bisa, aku tidak sebocah yang orang pikirkan. aku ingin tunjukkan itu. hehe. bentar aku mellow ngetik ini.
kalau ditanya apa rencanaku tahun ini, ya lulus.
pelan-pelan aku merangkai kembali hidupku, semangatku untuk hidup.
aku sedang audisi we can be winner tahap 3. aku bahkan tidak menyangka bisa lolos. senang sekali rasanya. sampai aku tidak lolos ke tahap selanjutnya, aku bangga pada diriku sendiri karena setidaknya sudah mencoba dan melakukan yang terbaik. setidaknya aku pernah merasakan proses audisi sesungguhnya, tidak hanya kirim foto lalu tidak ditelpon balik haha. aku juga bangga karena aku melawan rasa keinginanku untuk mati.
mungkin terdengarnya lebay, tapi ya begitulah yang aku rasakan. aku ingin menata kembali hidupku dan "hidup". jika tidak lolos ya sudah. sedih pasti sedih, hani juga sedih karena tidak jadi idol. tapi tidak apa, aku juga menyiapkan diri untuk kerja kantoran. hal yang awalnya sangat aku hindari, tapi ya sudah, it's okay. bisa bertahan hidup saja aku merasa diriku sudah hebat. hehe. yang penting bangkit dan mencoba. setelah dipikir-pikir, aku memiliki banyak sekali trauma masa lalu. aku juga ingin memulihkannya agar aku bisa melangkah tanpa kesedihan yang terus menyeretku kembali. dan setelah dipikir juga, ternyata aku hebat bisa melewati semuanya sendiri. well, walaupun jadi seperti ini sekarang dan menyulitkan ko orvin karena ia kewalahan menghandle diriku dengan sejuta trauma ini, tapi aku setidaknya bisa menghandle semuanya sendiri dari umur 12 tahun dan bisa survive sampai titik ini. hehe. bahkan ke psikiater sendiri. aku suka tidak sadar sebenarnya betapa kuatnya aku. aku merasa biasa saja karena banyak yang lebih parah. ya walaupun versiku juga lumayan hahaha. tapi ya, ternyata aku kuat juga. aku bisa lewati masa-masa gelapku di masa lalu.
untuk itu, aku ingin mengucapkan terima kasih. terima kasih kepada veren di masa lalu, yang telah berhasil melewati masa-masa sulit itu dan menjadi sosok yang kuat. terima kasih sudah menghantarkan diriku sampai di sini. kamu hebat, kamu berharga, kamu bisa melakukan banyak hal untuk dunia ini. walaupun mungkin masa depan bukan sesuai dengan yang kamu inginkan, tapi kamu tetaplah berharga karena sudah memilih untuk tetap bertahan dari banyaknya luka masa lalu yang justru membuat dirimu menjadi sosok yang kuat dan dapat menginspirasi banyak orang.
untuk itu,
terima kasih veren dari masa lalu.
dengan kekuatanmu, aku bisa kembali menata hidupku yang sekarang :)
terima kasih juga untuk dirimu sendiri di masa sekarang.
terima kasih untuk memilih tetap bertahan dan kembali bangkit.
kamu kuat, kamu berharga, dan akan selalu demikian :)
-veren, 22 tahun